Kabarnasional.Net,
Banda Aceh- Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan isu
kesehatan merupakan isu yang sangat
penting dan mendapat perhatian dari Pemerintah Aceh. Oleh sebab itu, program kesehatan menjadi program utama dan
berada di atas program pendidikan dan lingkungan hidup.
Plt
Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT bersama Menteri Kesehatan RI, Pof. Dr.
dr. Nila Moeloek Sp.M (K) menghadiri kegiatan Raker Kesda di Hermes Palace
Hotel, Banda Aceh, Senin 4 Maret 2019
“Karena
apapun tidak dapat dilakukan tanpa adanya kesehatan,” kata Pelaksana Tugas
Gubernur Aceh saat membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Hermes
Palace Hotel, Banda Aceh, Senin (4/3). Rakerkesda tersebut mengusung tema
“Kolaborasi Pemerintah Aceh, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam Penguatan Pelayanan Kesehatan Menuju Aceh Sejahtera.”
Menurut
Nova kualitas kesehatan di Aceh belum memuaskan, ada lima isu tentang kesehatan
yang saat ini ditangani Pemerintah Aceh. Di antaranya, kata Nova, pencegahan
stunting, penanganan Penyakit Tidak Menular ( PTM),Tuberculosis
(TBC),peningkatan cakupan dan mutu imunisasi serta Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Neonatal ( AKI- AKN).
“Untuk
memperbaiki lima isu tersebut, langkah
yang kami lakukakan tidak hanya melalui pengobatan, tapi juga melakukan
pencegahan,” tutur Plt Gubernur.
Selain
itu, kata Nova, pihak Pemerintah Aceh saat ini telah memberikan sistem
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan tersebut, sambung Nova,
tidak hanya di hadirkan di Provinsi saja tapi juga sampai ke pelosok desa.
Plt
Gubernur mengatakan program JKA Plus merupakan tekad pihaknya untuk memberikan
akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas dan masif. Meski
demikian, dalam peningkatan kualitas kesehatan, Aceh masih kerap menghadapi
berbagai tantangan seperti kekurangan tenaga dokter, utamanya di Rumah Sakit
Daerah serta belum adanya tenaga medis yang memadai di puskesmas.
“Di
tambah lagi, masih banyak kekurangan kesadaran masyarakat untuk menjaga
kesehatan. Selain stunting, Aceh juga rentang terkena penyakit jantung dan
stroke,” ujarnya.
Selanjutnya,
Nova menuturkan, pihak Pemerintah Aceh juga sedang menyiapkan dan menyusun aksi
penanganan dan pencegahan untuk mendapat hasil yang lebih baik dalam
pembangunan kesehatan kedepan. Selain aksi pencegahan dan penanganan, ia
mengingatkan kepada seluruh stakeholder dalam bidang kesehatan untuk
memverivikasi data kesehatan. Sebab, data tersebut sangat menentukan rencana,
aksi dan tindakan agar bisa tepat sasaran
Nova
menilai bekerja di bidang kesehatan membutuhkan banyak hal, seperti nalar,
kerja keras, kesabaran dan keikhlasan. Oleh karenanya, atas nama Pemerintah
Aceh ia mengapresiasi semua langkah yang telah dilakukan oleh semua komunitas
kesehatan mulai dari pemerintah, TNI- Polri, lembaga nasional sampai lembaga
swasta.
“Saya
berharap nanti ibu mentri menyampaikan langkah yang harus kami lakukan untuk
memperkuat pelayanan kesehatan sehingga visi misi Irwandi Nova dalam mewujudkan
program kesehatan bisa tercapai,” pungkasnya.
Sementara
itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Moeloek, mengatakan pihaknya
tidak hanya ingin meningkatkan usia harapan hidup masyarakat Indonesia. Lebih
lanjut, ia ingin usia kehidupan masyarakat Indonesia berkualitas.
Umur
harapan hidup indonesia dari tahun 1990 sampai 2017 mengalami peningkatan yakni
71,5 persen. Namun untuk Aceh, tutur Nila, usia harapan hidup masih
memperihatinkan karena di bawah presentase nasional, yakni 67,8 persen.
“Insya
Allah Pak Plt Gubernur sangat mementingkan isu kesehatan,sehingga outcome yang
kita dapat adalah kesehatan yang berkualitas,” tutur nya.
Indonesia,
kata Nila, angka kematian ibu masih tinggi dibandingkan Filipina, Vietnam dan
Singapura. Selain angka kematian ibu, tren status kekurangan gizi balita di
Aceh masih cukup tinggi. Menurutnya, semua pemangku kepentingan kesehatan harus
banyak melakukan konsultasi agar anak Aceh tidak menderita stunting.
“Selain
itu, Kita juga perlu memotivasi pencegahan terhadap penyakit diabetes,” tutur
Nila.
Nila
mengajak seluruh stakeholder dalam pembangunan kesehatan untuk menggaungkan
gerakan masyarakat sehat (germas) serta penguatan layanan kesehatan. Selain
itu, untuk menguatkan mutu kesehatan di Aceh, pihaknya telah mengirim tenaga
medis serta berusaha untuk mengembalikan dokter spesialis ke setiap
kabupaten/kota.
No comments:
Post a Comment